Selasa, 25 April 2017

Tiga Agenda Penting Implementasi Kurikulum 2013


ilustrasi : Bimtek Kurikulum 2013, lembang Apil 2017

Oleh :  IDRIS APANDI *)

Tahun 2017 implementasi kurikulum 2013 (K-13) memasuki tahun ke-4. Di jenjang Sekolah Dasar (SD), pada tahun 2016, K-13 telah dilaksanakan di 37.034 sekolah. Pada Tahun 2017/2018 Kemendikbud menargetkan sekolah yang mengimplementasikan K-13 sebanyak 35% sekolah sasaran baru atau sebanyak 52.572  sekolah, sehingga diharapkan sebanyak 60% dari seluruh SD telah menerapkan K-13 (Kemdikbud, 2017).
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad pada saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Tim Pengembang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar Tingkat Provinsi tanggal 14 Maret 2017 di Hotel Allium Tangerang mengatakan bahwa ada 3 (tiga) hal penting yang menjadi agenda atau fokus dalam implementasi K-13, yaitu; (1) penguatan pendidikan karakter, (2) penguatan literasi, dan (3) pembelajaran abad 21.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak lepas dari peogram Nawa Cita yang menjadi visi Presiden Joko Widodo. Ada 5 (lima) nilai yang menjadi fokus dalam PPK, yaitu (1) nasionalis, (2) integritas, (3) mandiri, (4) gotong rotong, dan (5) religius. Penjabaran dari nasionalis seperti; cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan menghargai kebhinekaan. Penjabaran dari nilai integritas seperti; kejujuran, keteladanan, kesantunan, dan cinta pada kebenaran.

Selasa, 18 April 2017

Faktor Penyebab Runtuhnya Bani Umayyah



Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti Bani/Daulah Umayyah ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan Hasan ibn Ali saat dia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoalan penggantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat Islam. Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putera mahkota menyebabkan munculnya gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat yang berakibat terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.
Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Yazid lalu mengirim surat kepada gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husein ibn Ali dan Abdulah ibn Zubair. Bersamaan dengan itu, Syi'ah (pengikut Ali) melaksanakan konsolidasi (penggabungan) kekuatan kembali.
Perlawanan orang-orang Syi'ah tidak padam dengan terbunuhnya Husein. Gerakan mereka bahkan menjadi lebih keras dan tersebar luas. Yang terterkanal diantaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah pada tahun 685-687 M. Mukhtar memperoleh banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali.. Mukhtar terbunuh dalam peperangan melawan gerakan oposisi lainnya, yaitu gerakan Abdullah ibn Zubair.

Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Umayyah


Sejak jaman dahulu, kemajuan suatu bangsa selalu ditandai dengan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya. Hal ini sudah terbukti dalam sejarah, tercatat bahwa semasa pemerintahan khalifah-khalifah Daulah Umayyah, pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa Umayyah baik semasa Daulah Umayyah di Damaskus (661 -750 M) maupun dimasa Daulah Umayyah di Andalusia atau Spanyol (756 -1031 M).
Damaskus yang sekarang menjadi ibukota negara Suriah menjadi saksi sejarah betapa majunya peradaban dan ilmu pengetahuan saat itu. Di Kota Damaskus saatitu banyak didirikan gedung-gedung yang indah. Lingkungan di sekeliling kota juga dibangun dengan tata kota yang sangat teratur. Di kota itu juga dibuat taman-taman kota yang asri, nyaman, dan sedap dipandang mata. Jalan-jalan di Damaskus ditanami pepohonan yang teduh, sungai-sungai juga dibuat sedemikian rapi, bersih, dan teratur. Hal ini menunjukkan bahwa di masa itu masyarakat muslim telah mengalami perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan yang sangat maju. Di kota ini juga dibangun masjid yang sangat indah dan megah rancangan seorang arsitek bernama Abu Ubaidah bin Jarrah.